ANALISA SISTEM INFORMASI

Tugas : Tugas ASI-01

Nama : Rizki Aditya Saputra

NIM : 10.41010.0155

Dosen : Didiet Anindita A


Dalam Analisa Sistem Informasi terdapat istilah - istilah berikut :

 Transaction Processing System ( TPS )
 Office Automation System ( OAS )
 Knowledge Work System ( KWS )
 Management Information System ( MIS )
 Decision Support System ( DSS )
 Expert System ( ES )
 Group Decision Support System ( GDSS )
 Executive Support System ( ESS )
 Geography Information System ( GIS )
 Executive Information System ( EIS )

Kali ini saya akan menjelaskan satu - persatu tentang istilah - istilah yang saya sebutkan di atas.

Transaction Processing System

Transaction Processing System (TPS) adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi.
TPS menghapus rasa bosan saat melakukan transaksi operasional sekaligus mengurangi waktu, meskipun orang masih harus memasukkan data ke sistem komkputer secara manual.Transaction Processing System merupakan sistem tanpa batas yang memungkinkan organisasi berinteraksi dengan lilngkungan eksternal. Karena manajer melihat data-data yang dihasilkan oleh TPS untuk memperbaharui informasi setiap menit mengenai apa yang terjadi di perusahaan mereka. Dimana hal ini sangat peting bagi operasi bisnis dari hari ke hari agar sistem-sistem ini dapat berfungsi dengan lancar dan tanpa interupsi sama sekali.Transaction processing systems (TPS) berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing systems). Transaction processing systems mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan/inventori. Transaction processing systems menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun eksternal. Sebagai contoh, TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi penjualan, order pembelian, formulir pajak, dan rekening keuangan. TPS juga memperbaharui database yang digunakan perusahaan untuk diproses lebih lanjut oleh SIM.

Office Automation System

1. Sekilas Tentang Office Automation System (OAS).

Office Automation System (OAS) terkadang disebut juga dengan Virtual Office (VO), ia merupakan usaha yang dilakukan untuk mengotomatisasi kegiatan yang ada di kantor. Tujuan akhir dari OAS ini adalah mengurangi penggunaan kertas (paperless), peningkatan kecepatan, ketepatan, keamanan kerja di kantor dan meningkatkan produktivitas kerja. Untuk mencapai tujuan OAS digunakan penggabungan berbagai teknologi IT (teknologi komputer dan internet).

OAS dimulai tahun 1960-an, ketika IBM mulai memasarkan komputernya kemudian OAS mulai berkembang tahun 1970-an. OAS mencakup semua sistem komunikasi formal & informal dari orang didalam maupun diluar perusahaan. Secara garis besar OAS mencakup penggunaan :
 Komunikasi informasi
 Sistem elektronik (penggunaan komputer dan pelengkapnya)
 Penggunaan internet

Sebagai contoh negara yang telah memperoleh manfaat dari OAS adalah India. India telah membangun suatu jaringan komputer nasional yang murah, menghubungkan 430 distrik. Tersedianya jaringan ini memungkinkan proyek-proyek besar tentang piranti lunak dapat dikejakan bersama-sama dan diorganisasikan dengan menggunakan electronic mail dan pertukaran data. Dampak lainnya adalah perusahaan-perusahaan piranti lunak India saat ini juga melakukan pengambangan-pengambangan piranti lunak paket yang kemudian dipublikasikan oleh perusahaan-perusahaan Amerika. (http://www.elektroindonesia.com/elektro/no7a.html). Maknanya adalah salah satu komoditi India adalah piranti lunak tingkat dunia dan dikerjakan oleh orang-orang yang tidak saling ketemu secara fisik, geografis berjauhan tetapi pekerjaan tetap selesai dengan sinergis.

2. Siapa Pemakai OAS?

Bila kita amati, maka dewasa ini ada beberapa pemakai OAS, antara lain:
1. MANAJER (Top Manager, Midle Manager dan Lower Manager)
Terdiri dari manajer/pimpinan baik perusahaan private, perusahaan milik pemerintah maupun pimpinan yang bekerja sebagai aparatur negara.
2. PROFESIONAL
Terdiri dari orang-orang yang bekerja pada berbagai perusahaan, sekretaris, staf kantor, ….
3. KLIEN
Terdiri dari klien/konsumen atau masyarakat umum yang melakukan komunikasi dengan organisasi tertentu.

3. Konsep Office Automation System

Konsep OAS menggabungkan penggunaan berbagai peralatan IT (Information Technology mencakup hardware dan software) dalam berkomunikasi baik dengan satu orang/unit maupun banyak orang/unit untuk mengurangi penggunaan kertas (paperless) dengan tujuan terjadinya peningkatan kecepatan, ketepatan, keamanan kerja di kantor dan meningkatkan produktivitas kerja.

Secara sederhana konsep OAS menyambungkan beberapa peralatan IT via sebuah server. Server sebagai pusat pengendali untuk setiap workstation dan peralatan lainnya. Para pemakai (user) dapat saling berhubungan dengan pemakainya lainnya melalui server tadi. Semua informasi dan dokumen disimpan didalam server dan untuk memudahkan digunakan berbagai software yang dapat mengatur masing-masing pengguna workstation. Melalui penggunaan jaringan LAN (Local Area Network) dan Intranet serta Internet seorang user/pemakai akan dapat berkomunikasi dengan pemakai lainnya tanpa ditentukan/dibatasi oleh jarak dan waktu.

Dengan tersedianya server sebagai pengendali dan pengatur antar user/pemakai, maka akan terjadi sharing penggunaan:
 Software
 Hardware (seorang user bisa mencetak dimana saja, atau menerima berita dikomputer mana saja sesuai adress komputernya).
 Meningkatkanya kemanan data, karena setiap user yang akan menggunakan komputer, wajib memasukkan pasword-nya, dan tiap user hanya dapat meng-akses data sesuai level (right) yang telah ditentukan.

4. Fungsi OAS

Ada beberapa fungsi OAS, antara lain:
(4.1) Electronic Publishing
Yang termasuk kedalam sistem ini adalah wordprocessing dan desktop publishing. Beberapa software Word Processing antara lain: Ms-Word, Corel, Word Perfect. Kegunaannya untuk membuat berbagai dokumen kantor, memo, mencetak dan menyimpannya bila diperlukan. Sedangkan softawre Desktop publisihing seperti: Adobe Pagemaker, Corel VENTURA, Microsoft Publisher digunakan untuk membuat surat kabar, brosur, majalah atau buku.
(4.2) Electronic Communication
Termasuk kedalam sistem komunikasi elektronik adalah:
 e-mail,
 voice mail,
 SMS (Short Message Send melalui HP atau internet)
 faksimile dan
 video conference
(4.3) Electronic Collaboration
Sistem ini dibuat untuk menangani pekerjaan dalam bentuk tim yang dibatasi oleh jarak dan tersambung dalam satu jaringan. Pekerjaan tetap dapat dilakukan melalui:
 electronic meeting (misal melalui: Yahoo messeger, Meebo….)
 collaborative work systems and
 teleconferencing

Para pengguna dalam menyelesaikan pekerjaannya tidak harus bertemu dan bertatap muka secara fisik. Beberapa pekerjaan yang biasa dilakukan dengan Electronic Collaboration antara lain: update schedules and plans, cooperate on projects, and share information, discussion,…
(4.4) Image Processing
Termasuk kedalam sistem ini adalah: manajemen dokumen elektronik, grafik presentasi dan multimedia. Sistem ini ditujukan untuk mengkonversi teks, gambar dan photo ke komputer dalam bentuk digital. Bentuk digital ini dapat diedit, disimpan dan dicetak setiap saat sesui keinginan users. Peralatan yang digunakan untuk membuat image processing antara lain:
 scanners,
 digital cameras,
 video capture cards, or
 advanced graphic computers.

Dokumen-dokumen yang sering menggunakan ‘image processing” antara lain: document medical records, dental records, and mortgage applications/permohonan obligasi.

Beberapa software yang beredar dipasaran antara lain: Microsoft Power Point, Lotus Freelance Graphics, and SPC Harvard Graphics.
(4.5) Office Management
Yang termasuk kedalam sistem ini antara lain: Pelengkap kantor elektronik, Jadwal Elektronik dan tugas-tagas manajemen. Sistem ini digunakan untuk membuat, mengedit dan mengalokasikan berbagai aktivitas manajemen organisasi serta memindahkan kegiatan yang tadinya dilakukan secara manual menjadi kegiatan elektronik, seperti:
 Mengorganizing orang-orang
 Menyajikan data dan daftar project
 Penanggalan data bisnis
 Pengaturan janji
 Pengaturan catatan
 Informasi contact client

5. Keuntungan dan Kerugian Menggunakan OAS

Pada bagian di atas telah diinformasikan penggunaan OAS akan berdampak pada sharing berbagai peralatan dan software. Beberapa manfaat atau keuntungan yang akan didapat bila menggunakan OAS antara lain:
 Pengurangan biaya software
 Pengurangan biaya peralatan (printer, fax, scanner, media penyimpan,...)
 Pengurangan penghentian kerja
 Peningkatan kecepatan kerja (hemat waktu)
 Peningkatan keamanan data sesuai level security
 Peningkatan akurasi data
 Kemudahan pengontrolan hasil kerja
 Kemudahan akses informasi bagi pimpinan
 Kemudahan akses bagi klien/pihak luar tentang informasi tertentu

Kelemahan:
 Investasi lebih tinggi bila dibandingkan tidak menggunakan OAS
 Peningkatan produktivitas kerja bagi pegawai yang skill dan daya saing perusahaan.

Disamping ada keuntungan penggunaan OAS, maka ada juga beberapa kerugian penggunaan OAS antara lain:
 Bagi pegawai yang unskill akan menimbulkan rasa takut kehilangan pekerjaan dan frustasi yang semakin tinggi bagi pegawai yang unskill.
 Rasa tidak memiliki akan semakin tinggi, karena data semakin transparan terutama pada pimpinan yang lebih tinggi.
 Hanya pegawai yang skill yang dapat bekerja pada kantor yang menggunakan OAS.
 Investasi lebih rendah bila dibandingkan dengan kantor yang menggunakan OAS.

6. Strategi Penerapan OAS

Untuk menerapkan OAS ada beberapa strategi yang disarankan, antara lain:
 Sediakan agen perubahan, dimana agen ini memiliki informasi yang lebih tentang OAS dan komputer
 Sediakan berbagai sumber referensi tentang OAS, komputer dan internet.
 Sediakan sumber daya komputer
 Latih beberapa orang lainnya sebagai agen perubahan iklim kerja dari manual ke otomatis (menggunakan OAS)
 Sediakan akses kesumber daya informasi yang ada (data, software dan hardware)
 Sediakan perlengkapan non komputer
 Gunakan berbagai fasilitas OAS secara perlahan-lahan.


Management Information System

Management Information System (MIS) adalah sebuah sistem manusia / mesin yang terpadu (integrated), untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur, pedoman, model manajemen dan keputusan dan sebuah data base.Informasi adalah salah satu dari lima jenis utama sumber daya yang dapat dipakai oleh manajer. Semua sumber daya, termasuk informasi, dapat dikelola. Pengelolaan informasi semakin penting saat bisnis menjadi lebih kompleks dan kemampuan komputer berkembang.

Output komputer digunakan oleh para manajer, non manajer, dan orang-orang atau organisasi-organisasi dalam lingkungan perusahaan. Manajer terdapat pada semua tingkatan dan dalam semua area fungsional. Saat para manajer melaksanakan fungsi-fungsi mereka dan memainkan peran mereka, mereka menambah keahlian komunikasi dan pemecahan masalah mereka dengan pengetahuan tentang komputer dan informasi.

Sistem adalah suatu integrasi elemen-elemen, yang semuanya bekerja menuju satu tujuan. Semua sistem meliputi tiga elemen utama: input, transformasi, dan output. Sebagian sistem dapat mengendalikan operasi mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem lingkaran tertutup mencakup suatu mekanisme kontrol, tujuan, dan lingkaran umpan balik (feedback loop) disamping tiga elemen utama. Sistem yang tidak memiliki kemampuan pengendalian disebut sistem lingkaran terbuka (open-loop system). Semua sistem yang kita pelajari dalam teks ini adalah sistem terbuka (open system), dalam arti mereka berhubungan dalam lingkungan mereka. Perusahaan adalah suatu contoh sistem terbuka dan sistem lingkaran tertutup.

Manajer mengelola suatu sistem fisik yang terdiri dari orang, material peralatan dan uang. Manajer memantau sistem fisik tersebut dengan menggunakan suatu sistem konseptual. Sistem konseptual menyediakan informasi yang menggambarkan keadaan sistem fisik perusahaan dan lingkungannya.

Para manajer harus memandang unit organisasi mereka dengan pandangan sistem. Pandangan ini membuat para manajer lebih mudah menfokuskan elemen-elemen sistem pada pencapaian tujuan-tujuan organisasi.

Terdapat perbedaan antara data dan informasi. Data mencakup fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti, yang diubah menjadi informasi oleh suatu pengolah informasi. Informasi memiliki arti bagi pemakainya. Suatu pengolah informasi menyediakan informasi dalam bentuk lisan maupun tertulis. Informasi berasal dari sumber-sumber internal maupun lingkungan dan digunakan dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

Komputer mula-mula digunakan sebagai sistem informasi akuntansi (SIA) tapi kemudian disadari memiliki nilai potensial sebagai suatu Sistem Informasi Manajemen ( SIM ). Selanjutnya perhatian meluas pada area seperti sistem pendukung keputusan (decision support system) – DSS, otomatisasi kantor (office automation) – OA, dan sistem pakar (expert system) – ES. Kelima area aplikasi ini membentuk sistem informasi berbasis komputer (Computer Based Information System) – CBIS.
Sejumlah perusahaan yang mula-mula menggunakan komputer membentuk departemen komputer dan memberi mereka tanggung jawab atas pengembangan sistem. Praktek ini berlanjut, dengan unit-unit yang meliputi para spesialis informasi seperti analis sistem, pengelola database, spesialis jaringan, programmer dan operator. Kita menggunakan nama jasa informasi untuk menggambarkan unit ini.

Selama tahun-tahun terakhir ini, banyak pemakai telah mengambil inisiatif untuk mengembangkan aplikasi mereka sendiri dari pada bergantung sepenuhnya pada para spesialis informasi. Pendekatan ini dinamakan end-user computing, atau EUC. Jika seorang pemakai menerapkan EUC sepenuhnya, tidak diperlukan lagi para spesialis informasi. Namun, pemakai dapat menggunakan para spesialis informasi untuk melaksanakan sebagian pekerjaan pengembangan atau untuk menjadi konsultan.
Sejumlah perusahaan yang mula-mula menggunakan komputer berusaha untuk menjustifikasi sistem pengolahan data mereka berdasarkan pada biaya tenaga administrasi yang digantikan, namun gagal untuk melaksanakan pemberhentian pegawai-pegawai yang tidak diperlukan. Keberhasilan yang lebih besar dicapai dalam usaha peningkatan efisiensi atau pengurangan investasi. Sekarang, sangat sukar untuk menentukan nilai rupiah dari output subsistem CBIS yang berorientasi informasi seperti SIM, DSS dan ES. Sebaliknya, bobot yang lebih besar diberikan pada ukuran-ukuran subyektif.

Suatu CBIS dikembangkan melalui tahap-tahap: perencanaan, analisis, rancangan, penerapan, dan penggunaan. Tahap-tahap ini disebut siklus kehidupan sistem (system life cycle – SLC) dan dapat dilakukan oleh pemakai sendiri atau pemakai bekerja sama dengan para spesialis informasi. Bahkan bila sistem dikembangkan bersama-sama, manajerlah yang bertanggung jawab atas tiap tahap siklus kehidupan sistem.

Decision Support System

Decision Support System (DSS) merupakan salah satu produk perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan (Indrajit 2001, p.179). Sesuai namanya, tujuan digunakannya system ini adalah sebagai “second opinion” atau “information source” yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan sebelum seorang manajer memutuskan kebijakan tertentu. Pendekatan yang paling sering dilakukan dalam proses perancangan sebuah DSS adalah dengan menggunakan teknik simulasi yang interaktif, sehingga selain dapat menarik minat manajer untuk menggunakannya, diharapkan system ini dapat merepresentasikan keadaaan dunia nyata atau bisnis yang sebenarnya.

Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat.

Decision Support System (DSS) merupakan progresi alamiah dari system pelaporan informasi dan system pemrosesan transaksi. DSS bersifat interaktif, system informasi yang berbasis komputer yang menggunakan model keputusan dan secara khusus menggunakan database untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi manajer dan pengguna akhir Informasi dihasilkan dalam bentuk laporan periodik dan khusus dan output dari model matematika dan sistem pakar.
Sprague dan Carlson mendefinisikan DSS dengan cukup baik (Sprague et.al., 1993), yaitu : sistem yang berbasis komputer yang dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan dalam rangka memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil” dilakukan dengan kalkulasi manual dengan cara melalui simulasi yang interaktif dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.

EXPERT SYSTEM

DEFINISI SISTEM PAKAR (EXPERT SYSTEM):
· Sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan
kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar
(human expert).

APA ITU PAKAR/AHLI (EXPERT) ?
· Seorang pakar/ahli (human expert) adalah seorang individu yang
memiliki kemampuan pemahaman yang superior dari suatu masalah.
Misalnya: seorang dokter, penasehat keuangan, pakar mesin mobil, dll.
· Kemampuan kepakaran:
o Dapat mengenali (recognizing) dan merumuskan masalah
o Menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat
o Menjelaskan solusi
o Belajar dari pengalaman
o Restrukturisasi pengetahuan
o Menentukan relevansi/hubungan
o Memahami batas kemampuan

APA ITU KEPAKARAN/KEAHLIAN (EXPERTISE) ?
· Pemahaman yang luas dari tugas at au pengetahuan spesifik yang diperoleh dari pelatihan, membaca dan pengalaman.
· Jenis-jenis pengetahuan yang dimiliki dalam kepakaran:
o Teori- teori dari permasalahan
o Aturan dan prosedur yang mengacu pada area permasalahan
o Aturan (heuristik) yang harus dikerj akan pada situasi yang terjadi
o Strategi global untuk menyelesaikan berbagai jenis masalah
o Meta-knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan)
o Fakta-fakta

APA ITU PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) ?
· Data + processing = informa tion
· Information + processing (pengalaman, training, dll) = knowledge

Alasan mendasar mengapa ES dikembangkan untuk menggantikan seorang
pakar:
· Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi
· Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan
seorang pakar.
· Seorang Pakar akan pensiun atau pergi
· Seorang Pakar adalah mahal
· Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat
(hostile environtment)

PEMINDAHAN KEPAKARAN
Tujuan dari sebuah sistem pakar adalah untuk mentransfer kepakaran yang
dimiliki seorang pakar kedalam komputer, dan kemudian kepada orang lain
(nonexpert).
Aktifitas yang dilakukan untuk memindahkan kepakaran:
1. Knowledge Acquisition (dari pakar atau sumber lainnya)
2. Knowledge Representation (ke dalam komputer)
3. Knowledge Infer encing
4. Knowledge Transfering

Group Decision Support System

DSS, Decision Support System, intinya adalah sistem pengumpulan dan pengolahan data, dimana informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk melakukan keputusan dari permasalahan yang tak terstruktur. Dengan adanya DSS ini, pengguna bisa melihat garis besar kegiatan yang telah dan tengah terjadi, membantu memperkirakan arah kegiatan kedepannya, dan meningkatkan efisiensi pemikiran dalam pengambilan keputusan.

GDSS adalah Group DSS. Disini, pengguna DSS adalah satu Grup yang terdiri dari beberapa orang yang terkait. Jadi, pengambil keputusannya bukan hanya satu orang pengguna, namun satu tim/kelompok. Yang membedakan GDSS dengan DSS adalah adanya tempat komunikasi bersama, dimana arah keputusan masing-masing individu dapat kompak untuk mendukung keputusan yang lebih besar.

Keuntungan GDSS :

  • Mendukung pemprosesan pararel dari informasi dan ide partisipan.
  • Mengijinkan grup yang lebih besar berpartisipasi dengan informasi, pengetahuan yang lebih banyak.
  • Mengijinkan grup menggunakan teknik terstruktur atau tidak terstruktur dalam mengerjakan tugas.
  • Menawarkan akses mudah dan cepat ke informasi eksternal.
  • Membantu partisipan berhubungan dengan gambaran yang lebih jelas.
  • Menyediakan stuktur untuk merencanakan proses dan menjaga grup tetap di jalurnya.
  • Menginjinkan beberapa user berinteraksi secara bersamaan.
  • Mencatat semua informasi secara otomatis.

Keterbatasan bekerja dalam grup:

  • Tekanan sosial agar selalu menyesuaikan diri (pemikiran grup, dimana ide baru sulit ditoleransi)
  • Menghabiskan waktu, prosesnya lambat.
  • Keterbatasan koordinasi, perencanaan pertemuan yang jelek.
  • Pengaruh jelek dari grup dinamis (takut berbicara, suasana yang kaku)
  • Kecenderungan anggota untuk mengandalkan saja yang lain dalam mengerjakan tugas.
  • Waktu yang tak produktif (sosialisasi, persiapan, menunggu orang)

GDSS banyak diterapkan di organisasi-organisasi yang sudah mapan. Banyak cara yang digunakan untuk menerapkan GDSS untuk membantu mempertajam proses decison making dan meningkatkan produktifitas dari rapat, baik dengan mempercepat proses pengambilan keputusan ataupun dengan meningkatkan kualitas dari keputusan yang dihasilkan. Hal ini bisa terwujud dengan menyediakan dukungan terhadap pertukaran ide-ide, opini, dan pilihan-pilihan di dalam kelompok. Kapabilitas yang melekat pada GDSS sangat membantu organisasi-organisasi yang menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya koordinasi proses kegiatan baik internal maupun eksternal dengan cara yang lebih akurat.

Lebih lanjut dengan GDSS perusahaan-perusahaan mapan yang memiliki cabang diberbagai belahan dunia atau multinational companies memiliki kemampuan untuk menggabungkan ide-ide dan masukan untuk rapat pengambilan keputusan dari cabang yang berada pada letak geografis yang berbeda sekalipun. Oleh karena itu GDSS biasa disebut sebagai paradigma penghubung antara synchronous vs asynchronous, atau local vs distant. Dengan sistem ini penggabungan memberikan bantuan yang sangat signifikan untuk menentukan strategi perusahaan dalam mengekspan dan merancang bisnis baru. Juga untuk meramalkan keputusan yang mengarah lebih dalam ke tingkat global.

Pengembangan aplikasi GSDD mulai diperkenalkan di dunia agroindustri untuk membantu negara-negara berkembang memprediksi dampak perubahan teknologi atau kebijakan pertanian dan pemanfaatan sumberdaya alam. Model aplikasi ini akan memungkinkan manajer, pembuat kebijakan atau pemimpin pemerintah untuk mengembangkan skenario dan menguji berbagai pilihan sebelum menerapkan prakteknya dilapangan. GDSS juga akan menyertakan data dasar kritis untuk analisis spasial eksplisit geografi, lingkungan dan model biofisik, yang juga akan menyediakan sarana untuk
menilai interaksi antara penggunaan lahan dan basis sumber daya alam. Hal ini juga akan menyediakan akses melalui jaringan global untuk model lain dan sumber informasi yang relevan. GDSS sedang dikembangkan dan disesuaikan sehingga akan berguna dari tingkat petani ke tingkat global.

SANREM atau Sustainable Agriculture and Natural Resource Management yang dikembangkan oleh USAID (U.S. Agency for International Development) adalah program yang dibuat untuk pengembangan teknologi dan penegelolaan sumber daya alam dalam dunia agroindustri di dunia. Pada tahun 1999 lembaga yang didirikan di Amerika ini mulai berfokus mengembangkan program SANREM di Afrika.

Pembangunan GDSS di Afrika berfungsi untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lain maupun global secara paralel dalam kegiatan pertanian dan membuat informasi keputusan yang berkaitan dengan kasus dilapangan dalam pengelolaan sumber daya alam, teknologi yang dipakai, praktek dan kebijakan yang berkelanjutan. Lebih dari itu SANREM di Afrika juga untuk mengembangkan kemampuan untuk menilai dampak kebijakan dan keputusan manajemen terkait dalam bidang pangan, pertanian, dan pengelolaan SDA di tingkat pemerintahan mulai dari provinsi ke global. Model sektor pertanian pun juga dikembangkan yang kemudian menjadi penentu dan alat DSS dengan menggunakan unsur stokastik untuk memperkirakan resiko adopsi teknologi baru pada pertanian dan lingkungan juga opsi kebijakan pemerintah.

Rencana umum SANREM di Afrika adalah mendirikan pilot project di Kenya dan Mali untuk lokakarya perencanaan pertanian antar dua negara. Pada program ini studi dilakukan dan menghasilkan keputusan untuk menghubungkan citra satelit dengan informasi terkait dari sebuah device yang di letakan di lapangan secara luas agar menjangkau beberapa daerah bagian di Mali dan Kenya. Metoda ini menunjukan utilitas untuk menilai status SDA dari wilayah Afrika Barat ke Afrika Timur. Analisa menggunakan model ini menghasilkan proyeksi status ketahanan pangan di Mali sampai tahun 2015.

Kesuksesan SANREM di pilot project nya kemudian dijadikan tolak ukur keberhasilan implementasi GDSS di agroindustri khususnya di Afrika. Oleh karena itu program dilanjutkan ke Afrika Barat dalam mengembangkan ketahanan pangan di daerah itu dimana citra satelit digunakan untuk penilaian tutupan lahan atau penggunaan lahan. Data Geo-Refrenced untuk menginput model, data, dan menghasilkan analisis kerangka kerja di daerah pertanian.

Program pengembangan GDSS lainnya yang digunakan di dunia agroindustri adalah program riset penegembangan kedelai di Brazil oleh Embrapa, sebuah lembaga riset agrikultur di Brazil. Riset teknologi dalam mengembangkan benih kedelai yang baik dikembangkan di pusat-pusat lembaga di setiap daerah bagian di Brazil. Dengan menggunakan GDSS mereka berkolaborasi dalam mentransfer informasi dan ilmu. Keadaan dilapangan juga harus dilaporkan ke puast dengan menggunakan satelit dan sensor panas sehingga kegiatan studi bisa dikelola agar efektif dan efisien. Embrapa pusat juga menggunakan GDSS dalam mengelola kegiatan risetnya agar tidak menghabiskan anggaran dari kegiatan-kegiatan yang tidak mendapatkan manafaat dan berulang di tiap pusat litbang daerah. EMS atau Electronic Meeting System menggunakan perangkat Windows seperti Mircrosoft Live Meeting digunakan banyak di litbang-litbang Embrapa untuk bertukar informasi dan membuat program kerja bersama seperti penggunaan Microsoft Project yang terintegrasi.


Executive Support System


Area-area bisnis perusahaan menggunakan basis data yang diproduksi oleh sistem pemrosesan transaksi beserta data dari sumber lain. Istilah “sistem pemrosesan transaksi” digunakan untuk menjelaskan sistem informasi yang mengumpulkan data yang menguraikan aktivitas perusahaan, mengubah data menjadi informasi, dan menyediakan informasi tersebut bagi para pengguna yang terdapat di dalam maupun di luar perusahaan.

Salah satu contoh dari sistem pemrosesan transaksi adalah sistem yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan distribusi, baik produk atau jasa, kepada para pelanggannya. Sistem seperti ini disebut dengan distribution system.

Distribution System
Data flow diagram
(DFD) digunakan untuk mendokumentasikan sistem distribusi dengan cara yang hierarkis. Diagram ini disebut diagram konteks karena ia menyajikan sistem dalam konteks lingkungannya. Unsur-unsur lingkungan dari sistem distribusi meliputi pelanggan, pemasok, ruang persediaan bahan baku, dan manajemen.

Seluruh sistem ditujukan oleh kotak yang diberi label “sistem distribusi” yang berada di tengah. Unsur-unsur lingkungan yang berinteraksi dengan sistem ditunjukkan oleh kotak-kotak dan dihubungkan ke sistem oleh panah-panah yang disebut “arus data”. Semua arus data terdiri atas sumber-sumber daya maya (virtual), meskipun ada juga yang merupakan arus sumber daya fisik seperti “persediaan barang”.


Geography Information System

Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.

Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi(Nurshanti, 1995).

Pengertian GIS/SIG saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komputer. Dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendifinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Sedangkan Burrough, 1986 mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu: perangkat keras (digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain), organisasi (manajemen) dan pemakai (user). Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.

Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan (Indrawati, 2002).

Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri, 1993).

Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.

Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya.

Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon) (Barus dan Wiradisastra, 2000).

Lukman (1993) menyatakan bahwa sistem informasi geografi menyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:

1. Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata (database). Menurut Anon (2003) basisdata adalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh pengguna.

2. Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data storage dan retrieval) ialah penyimpanan data pada komputer dan pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor dan dapat ditampilkan/cetak pada kertas).

3. Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta, membuat buffer zonejarak tertentu dari suatu area atau titik dan sebagainya. Anon (2003) mengatakan bahwa manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama dari SIG. Kemampuan SIG dalam melakukan analisis gabungan dari data spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang berguna untuk berbagai aplikasi

4. Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil pengolahan data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular. Menurut Barus dan wiradisastra (2000) Bentuk produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas, keakuratan dan kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam bentuk peta-peta, tabel angka-angka: teks di atas kertas atau media lain (hard copy), atau dalam cetak lunak (seperti file elektronik).

Menurut Anon (2003) ada beberapa alasan mengapa perlu menggunakan SIG, diantaranya adalah:

1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi

2. SIG dapat digunakansebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.

3. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data

4. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam beberapa layer atau coverage data spasial

5. SIG memiliki kemapuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atributnya

6. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif

7. SIG dengan mudah menghsilkan peta-peta tematik

8. semua operasi SIG dapat di costumize dengan menggunakan perintah-perintah dalam bahaa script.

9. Peragkat lunak SIG menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak lain

10. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan geoinformatika.

Barus dan Wiradisastra (2000) juga mengungkapkan bahwa SIG adalah alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel atau dalam bentuk konvensional lainnya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan.

Sarana utama untuk penanganan data spasial adalah SIG. SIG didesain untuk menerima data spasial dalam jumlah besar dari berbagai sumber dan mengintergrasikannya menjadi sebuah informasi, salah satu jenis data ini adalah data pengindraan jauh. Pengindraan jauh mempunyai kemampuan menghasilkan data spasial yang susunan geometrinya mendekati keadaan sebenarnya dengan cepat dan dalam jumlah besar. Barus dan Wiradisastra (2000) mengatakan bahwa SIG akan memberi nilai tambah pada kemampuan pengindraan jauh dalam menghasilkan data spasial yang besar dimana pemanfaatan data pengindraan jauh tersebut tergantung pada cara penanganan dan pengolahan data yang akan mengubahnya menjadi informasi yang berguna.


Executive Information System

Executive Information System (EIS) adalah sistem computer-based yang membantu executive dalam mengakses data dan informasi untuk mengetahui suatu permasalahan, meneliti solusi yang akan diberikan, dan menunjukkan proses strategic planning.

Data Yang Dibutuhkan Dalam EIS:
Data terintegrasi dari berbagai database, student, finance, personnel, dibutuhkan untuk menganalisa dari berbagai sudut pandang.
Kadang-kadang, executive membutuhkan data dari database on-line (ex. Kurs mata uang).
Data lengkap yang berisi rangkuman data secara keseluruhan.
Data eksternal (informasi umum).
Record data sebelumnya.

EIS Dalam ESS (Executive Support System):
EIS adalah inti dari Executive Support System (ESS). ESS dapat dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu :
 Mental Modelling = Proses perancangan EIS, untuk mengidentifikasi faktor critical succes, data, informasi, dsb.
 EIS = Orang atau teknologi yang memberikan data kepada executive dan mengubahnya sebagai informasi.
 Office Automation Support = Semacam alat komunikasi executive dengan staff untuk berinteraksi dalam pengambilan keputusan.

0 komentar: